Sabtu, 16 Maret 2013

nazwa yang gambar


kolaborasi pertama nazwa dan saya

Saya pernah baca di katalog pameran dari Soni Irawan bahwa karya-karyanya adalah untuk merayakan kejenuhan. Iya saya setuju, menggambar adalah obat yang paling ampuh bagi saya saat terjadi keadaan yang membuat jenuh. Menggambar beda dengan melukis atau membuat ilustrasi. Menggambar tidak butuh skill, seperti yang disebut oleh geng GaLaw atau alias Gambar Selaw di sosial media yang selalu mereka kampanyekan. Menggambar adalah senang-senang bagi saya.

Kejadianya waktu saya pergi sama ponakan dan adek saya ke supermarket ke bagian perlengkapan alat tulis. Saya membeli kertas dan ponakan saya yang berusia empat tahun ini dari awal sudah punya niat ingin membeli crayon dengan suara cadelnya. Nazwa Intifada namanya dia anak tunggal dari adiknya ibu saya.

Terbersit niat sampai dirumah mengajak dia untuk menggambar memakai crayon barunya. Dia sangat bersemangat. Dengan kursi dan meja plastik bergambbar angry bird dia mulai membuat garis dengan bebas. Suasana yang digambarkannya sangat lain bagi saya, sangat merdeka. Mari dilihat..


Saat ditanya dia menjawab ini adik (kiri) dan ini kaka (kanan).


Ini aku pake topi (kiri) dan ini mobil lagi dikejar-kejar serigala (kanan)

Gimana? Menggambar itu nyenengin kan? Tapi banyak yang ga sadar. Saya jadi ingat omongan Jimi di blognya bahwa kita yang dewasa tidak pernah punya nyali untuk menggambar sebebas ini, dan para seniman seniyor juga sering berucap setiap anak kecil adalah seniman, dewasa yang menjadikannya tidak. Kasihan :'(


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar